Tips Sukses Pelatihan Potty

Tips Sukses Pelatihan Potty

Anda merasa anak Anda siap melepas popok dan mulai menggunakan toilet? Mengucapkan "selamat tinggal" kepada popok adalah fase penting bagi orang tua dan anak. Untuk latihan pispot yang sukses, siapkan diri Anda dengan membaca 4 tips ini.

1. Tunggu Sampai Anak Siap

Dokter anak tidak setuju ketika datang ke waktu yang tepat untuk latihan pispot. Beberapa mengklaim bahwa semakin awal Anda memulai, transisi akan semakin berhasil. Yang lain, di sisi lain, percaya bahwa anak-anak yang terbiasa menggunakan toilet selama tahun pertama kehidupan mereka kemudian cenderung menolaknya. Singkatnya, mereka terus buang air kecil dan buang air ke tempat tidur untuk waktu yang lama.

Seperti di banyak segmen orang tua lainnya, setelah berkonsultasi dengan berbagai buku yang ditulis tentang hal itu, hal terbaik yang harus dilakukan adalah mengamati anak Anda dan menyesuaikan apa yang Anda baca dengan kepribadian anak Anda. Anak Anda siap untuk pispot jika:

  • berusia antara 2-2 ½ tahun
  • mengerti bahwa dia “telah melakukan sesuatu”
  • berteriak atau menunjukkan dengan berbagai cara bahwa itu menjadi basah

2. Pilih Momen yang Tepat

Untuk mendapatkan pelatihan toilet yang sukses, sangat penting untuk memilih momen yang tepat. Yang terbaik adalah melakukannya di musim panas, terutama jika Anda sedang berlibur dan tidak berencana untuk bepergian. Jangan memulai pelatihan jika ada perubahan dalam rutinitas anak; misalnya Anda pindah ke rumah lain, memiliki pengasuh baru, Anda baru saja punya bayi, dll ... Pelatihan toilet kemungkinan akan berhasil jika anak itu tidak harus menyesuaikan terlalu banyak hal pada saat yang sama.


3. Siap ... Set ... Pergi!

Gadis yang Duduk di Potty

Langkah No 1.

Mulailah pelatihan dengan menunjukkan toilet dan menjelaskan tujuannya. Beri seorang anak seminggu untuk membiasakan diri, ajari dia untuk duduk di dalamnya tanpa melepas popok dan pakaiannya. Jika seorang anak menolak untuk duduk di atasnya selama lebih dari beberapa detik, jangan paksa. Jangan terburu-buru anak Anda; tunggu selama itu perlu.


Bersikap positif, antusias dan mendukung. Tunjukkan bahwa Anda yakin akan kesuksesan anak Anda.

Langkah No 2.

Pada saat ini Anda mungkin sudah tahu kapan anak Anda akan buang air besar.


Waktu terbaik untuk menempatkan anak Anda di pispot adalah segera setelah bangun tidur atau setelah sarapan. Lepaskan popok dan dudukkan anak di atas pispot. Usahakan anak Anda tetap diam selama sekitar 10 hingga 15 menit dengan menjaganya tetap geli dengan permainan atau cerita. Jika berhasil buang air besar, tunjukkan kepuasan Anda dengan pujian, tetapi jangan terlalu senang. Ulangi ritual setiap hari selama kurang lebih satu minggu.

Langkah No 3.

Selama minggu kedua, lakukan ritual yang sama 2-3 kali sehari; setelah makan atau minum, setelah tidur siang.

Ingatkan anak Anda tentang apa yang harus dilakukan. Jangan lupa memuji anak Anda jika meminta pispot.

Jika Anda merasa bahwa anak Anda siap untuk langkah berikutnya, lepaskan popoknya dan biarkan untuk sementara waktu dengan pispot di tangan. Kadang-kadang ingatkan anak Anda mengapa Anda meninggalkan toilet di sana.

Setelah 2-3 hari pelatihan pispot yang berhasil, lepaskan popok selama tidur siang. Letakkan kain tahan air di bawah seprai, dan jangan marah jika anak membasahi tempat tidur.

4. Atasi Kesulitan

Tidak banyak orang tua yang memiliki transisi yang mulus dari popok ke toilet. Untuk sementara waktu sepertinya Anda berhasil tetapi kemudian, tiba-tiba, anak Anda menolak untuk menggunakan pispot. Mengapa itu terjadi dan bagaimana cara menyelesaikan masalah?

Terkadang anak-anak memiliki tinja yang keras dan menyakitkan atau mengalami konstipasi. Mereka menghindari toilet karena mereka menghubungkannya dengan rasa sakit. Untuk membantu anak, lakukan diet tinggi serat selama beberapa hari dan biarkan makan lebih banyak buah. Jangan paksa anak Anda untuk menggunakan pispot hingga masalahnya selesai.

Masalah umum kedua, menurut dokter anak terkenal Dr. Spock, adalah ketidaksiapan anak untuk "memisahkan" dirinya dari kotoran. Penjelasannya cukup sederhana. Anak bangga dengan apa yang telah ia lakukan dengan cara yang sama ia bangga dengan hidung atau lengannya. Anak menganggap kotorannya sebagai bagian integral dari tubuhnya dan melihatnya diambil bisa membuat trauma. Jadi, jangan biarkan anak itu melihatnya memerah.

Jika Anda tidak berhasil dalam latihan pispot dalam dua minggu, jangan frustrasi dan menyalahkan diri sendiri atau anak Anda. Tunggu sebentar lalu coba lagi. Anak yang dilatih menggunakan pispot tidak lebih pintar atau sukses daripada anak dengan usia yang sama yang masih menolak untuk menggunakan toilet. Dengan waktu dan kesabaran Anda dan anak Anda akan segera berhasil.

MENGAJARKAN ANAK TOILET TRAINING / CERITA CARA LEPAS PEMPERS ANAK (April 2024)


Tag: tips pengasuhan anak

Artikel Terkait